Selasa, 10 Agustus 2010

Gratefull is not easy and happyness is hard to find

"Ketika kamu bersyukur mungkin kamu tidak merasa berbahagia, tetapi ketika kamu merasa berbahagia, hendaknya kamu bersyukur"
 Rumput tetangga selalu terlihat lebih hijau, mungkin ungkapan yang memang sering dirasakan kebanyakan orang. Begitu pun dengan ku. Dulu sewaktu aku masih bersama nya, masih tinggal di rumah yang besar dan elit, masih bersekolah di sekolah yang terbilang cukup mahal , masih menggunakan supir, aku tidak berasa hal tersebut adalah hal yang luar biasa, tidak merasa hal itu yang aku ingini. Terkadang aku masih sering merasa orang lain memiliki keadaan yang jauh lebih membahagiakan dari pada aku.

Untuk berbagai alasan, semua hal tersebut lama kelamaan menghilang. Ya, karena memang tidak ada yang abadi. Barulah aku sadar aku menyayangi hal yang aku punya , sadar bahwa aku pernah mencicipi sesuatu yang orang lain sulit untuk rasakan. Lalu aku bertanya, apa aku orang yang kurang bersyukur? mungkin bisa dikatakan begitu, karena sesungguhnya bersyukur bukan hal yang mudah. Tetapi sesungguhnya bukan sebatas aku yang kurang bersyukur, tetapi juga karena apa yang aku terima saat itu bukan yang aku butuhkan.

"Terkadang saat kau mendapatkan sesuatu yang belum kamu butuhkan, maka saat itulah kamu tidak bisa mensyukurinya"
 Saat itu aku tidak merasa kemewahan , sekolah mahal, supir pribadi, salon sendiri adalah suatu yang aku butuhkan. Ya, memang, aku terbilang beruntung, tapi bukan itu yang aku butuhkan. Saat itu usiaku sekitar 15 tahun, dan tidak penting bagiku memiliki itu. Aku butuh kedua orang tua ku, aku butuh keberadaan orang-orang yang aku sayangi, aku butuh canda tawa dan bukan dinner mahal membosankan, itulah yang aku butuhkan. Kolam renang di rumah yang pernah aku tempati tidaklah berguna sebab tidak satupun orang yang mau menemani aku bermain disana. Sering hanya aku sendiri ditengah genangan air biru berlantaikan keramik itu.  Apakah aku bahagia? tidak terlalu. Apakah artinya aku tidak bersyukur? Tidak, aku bersyukur kepada Tuhan, aku menikmatinya, tapi aku tidak bahagia, hanya merasa bersyukur.

Dan sekarang rumah ku tidak sebesar itu, tidak memilki kemewahan seperti dulu, tapi aku masih lebih bahagia, ya setidak nya sekarang aku bisa melihat orang tuaku lebih sering, walau aku pun belum merasakan kebahagiaan yang besar. Karena yang kubutuhkan bukan yang kudapat, lalu apa yang aku butuh? aku butuh ketidaksendirian, dan kebersamaan,yang mungkin bagi ku dalam perjalananku sangat sulit aku dapatkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar